Jumat, 02 Januari 2015

Not Fiction, But Action

Beberapa film, khususnya film-film produksi barat nyatanya emang memiliki tema-tema yang menarik. Menarik karena tema-tema itu di luar imajinasi dan nggak bisa kita temuin di dunia nyata. Film Avatar contohnya, film yang mengangkat topik alien ini ceritanya lain dari kebanyakan film. Jika biasanya dikisahkan alien yang mencoba ngejajah planet kita, Avatar justru ngisahin usaha manusia yang ngejajah planet lain.Lalu ada juga cerita tentang Limitless. Yang ngangkat cerita tentang seorang pria yang secara nggak sengaja nemuin pil ajaib yang bisa bikin fisik dan otaknya bekerja secara luar biasa. Bahkan karena minum pil itu, ia bisa meeyelesaikan buku yang selama ini bikin dia stres hanya dalam waktu sehari atau dua hari, jadi best seller pula! Belum lagi film-film produksi Marvel, yang ngisahin tentang para superhero. Semuanya itu menarik, tapi tetap saja semua itu adalah film fiksi alias khayalan.
Nggak masalah kita nikmatin dunia-dunia khayal itu, tapi yang paling penting adalah jangan sampai kita sendiri juga hidup dalam dunia khayal. Cuma bisa berkhayal macam-macam, tapi nggak pernah ada usaha. Kita daoat meniru J.K. Rowling, yang bisa berkhayal kemana-mana tapi dituangkan jadi mahakarya.
Jika, someday kita ingin jadi anak yang bisa bikin orang tua meneteskan airmata terharu karena menang kompetisi? Kita jangan hanya berkhayal, akan tetapi mulai melakukan hal-hal yang perlu supaya bisa mewujudkan mimpi tersebut. Jika ingin sukses, mulai sekarang harus ubah cara hidup agar disiplin.
Life is not fiction, it's action! Berkhayal itu perlu, tetapi jangan berhenti sampai di situ saj. Kita harus mewujudnyatakan khayalan itu kewat usaha kita.


SpiritGirls September2014

Mengapa Aku, Tuhan?

Pada akhir tahun 1960-an, hidup seorang figur yang sangat gemilang di cabang olahraga tenis. Dia adalah Arthur Ashe. Prestasinya sebagai olahragawan begitu menyita perhatian publik pada saat itu karena ia adalah orang kulit hitam yang mampu menjuarai berbagai turnamen tenis di AS. Padahal pada saat itu, diskriminasi terhadap orang kukit hitam lagi kuat-kuatnya.
Sayangnya, ia kemudian mengidap HIV yang menular lewat tranfusi darah. Seorang wartawan pun mewawancarainya: "Anda memiliki berbagai prestasi di bidang tenis yang mengangkat kaum anda, anda memiliki istri yang cantik dan anak yang pintar. Tapi, saat ini anda mengidap HIV, apakah anda tidak bertanya kepada Tuhan, mengapa harus anda yang mengidap pwnyakit ini?
Dengan bijaksana, Arthur Ashe menjawab, "ada jutaan orang yang belajar tenis, ratusan di antaranya mahir bermain tenis, puluhan di antaranya mengikuti turnamen, tapi hanya satu yang pada akhirnya menang, yaitu saya. Ketika saya mengangkat piala turnamen Grand Slam tersebut, saya tidak pernah bertanya pada Tuhan, mengapa harus saya yang menang di dalam turnamen itu? Ketika kita tidak pernah menanyakan mengapa hal terbaik terjadi dalam hidup kita, seharusnya kita tidak perlu mengeluh juga ketika hal buruk menghadang dan bertanya kepada Tuhan: 'mengapa ini harus terjadi padaku?' "
Hal ini mengajarkan kita bahwa kita harus selalu bersyukur apapun keadaan maupun situasi yang kita alami, baik atau buruk, percayalah Tuhan selalu membantu kita.



SpiritGirls Juni2014